Jumat, 25 Maret 2011

Seks dan Olahraga Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

SIAPA sangka, aktivitas menyenangkan seperti olahraga dan seks ternyata bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan kematian jantung mendadak. Meski demikian, peningkatan risiko itu kecil dan sementara. Hal tersebut terungkap dalam sebuah laporan terbaru oleh sejumlah peneliti, seperti dikutip situs webmd.com. Risiko lebih tinggi bagi mereka yang berolahraga sesekali, dibandingkan pada mereka yang menjadikan olahraga sebagai kebiasaan, ujar peneliti Issa Dahabreh, M.D., rekan penelitian di Center for Clinical
Evidende Synthesis, Institute for Clinical Research and Health Policy Studies di Tufts Medical Center, Boston.

''Bagi orang-orang yang terbiasa aktif secara fisik, mereka kurang rentan terhadap efek memicu dari aktivitas fisik dan aktivitas seksual,'' ujarnya.Laporan tersebut menganalisa studi sebelumnya yang telah diterbitkan, tentang hubungan antara olahraga, seks, dan serangan jantung atau kematian jantung mendadak. Laporan terbaru ini dipublikasikan dalam 'The Journal of the American Medical Association.'

Temuan baru itu menggemakan apa yang telah diungkapkan penelitian sebelumnya, kata Barry Franklin, Ph.D., juru bicara American Heart Association dan direktur Cardiovascular Rehabilitation and Exercise Laboratories, Beaumont Hospital, Royal Oak, Michigan.

Secara keseluruhan, bagi orang-orang rentan yang terlibat dalam aktivitas berat, baik itu olahraga atau seks, risiko tersebut akan meningkat.''Ya, risiko transien dari sebuah malapetaka jantung meningkat selama dan segera setelah periode itu,'' tegas Franklin. Namun, pada orang yang berada dalam kondisi fisik baik, imbuhnya, risiko tersebut pada dasarkan tidak ada atau sangat sedikit meningkat.

Dahabreh dan rekannya, Jessica Paulus, Sc.D., asisten profesor kedokteran di Tufts University School of Medicine, menyisir literatur medis untuk penelitian yang melihat hubungan antara olahraga, seks, dan serangan jantung atau kematian jantung mendadak.Banyak penelitian sebelumnya dibatasi oleh sedikitnya jumlah peserta, kata para peneliti. Jadi, mereka mengadakan polling untuk memeroleh hasilnya dengan harapan mendapatkan statistik kuat, dan mungkin mengidentifikasi suatu pola yang tidak terlihat dalam studi yang lebih kecil.

Mereka berfokus pada 10 studi yang mengacu pada aktivitas fisik, tiga studi yang berfokus pada aktivitas seksual, dan satu studi yang mengacu pada keduanya. Penelitian itu membandingkan risiko serangan jantung dan kematian jantung mendadak, saat peserta terpapar aktivitas fisik dan terlibat dalam aktivitas seksual, serta masa-masa ketika mereka tidak melakukannya, dan pengaruhnya terhadap kesehatan jantung. ''Jenis penelitian ini sangat berguna, terutama untuk menilai risiko sementara atau jangka pendek,'' kata Paulus, yang juga seorang asisten profesor tambahan dari epidemologi di Harvard School of Public Health.

Secara keseluruhan, mereka menemukan:
1. Episode aktivitas fisik meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 3,5 kali dan risiko kematian jantung hampir mencapai 5 kali.

2. Aktivitas seksual meningkatkan risiko serangan jantung sebesar 2,7 kali. Tidak ada statistik yang tersedia untuk hubungan antara jenis kelamin dan risiko kematian jantung secara mendadak.
◄ Newer Post Older Post ►
 

Copyright 2012 Detiker Seo Elite by BLog BamZ | Blogger Templates